Soroako Journey: Arrived at Last

If you could go anywhere right now
Where would you go?
And would you miss me when you get there?
No place that I would rather be
Please don’t let me go falling from the sky

               – Take Off and Landing, The Ataris

Hi Bro and sis!! Jumpa lagi di blog kiki ahmadi. Dan kali ini masih dalam seri tulisan perjalanan saya ke Soroako dalam rangka kerja praktek.

Perjalanan darat Makassar – Soroako memang sangat melelahkan. Susana dalam bis juga sangat tidak mendukung buat tidur nyenyak. Oke, gue deskripsikan keadaan di dalam bis pada saat itu. Bis yang gue naikin pada saat itu bukanlah bis ber AC. Penumpangnya juga bejibun, kursi penuh semua. Yang lebih parah lagi adalah barang bawaan yang dibawa oleh penumpangnya bro!!.

Pemandangan selama perjalanan, hutan dan gunung

Ada yang bawa karung beras, kardus berisi macem macem barang and you know penumpang di tempat duduk sebelah gue bawa ikan dimasukin ke dalam kaleng cat bekas. Dan yang lebih menjadikan sempurna, penumpang sebelah itu juga bawa bayi yang punya stamina nangis sekelas atlet olimpiade beijing, hampir 10 jam nangis terus tuh bayi. Dengan kolaborasi dahsyat bau ikan dan raungan sang bayi , perjalanan ini akan menjadi sangat panjang.

Setelah 14 jam yang melelahkan, jam 7 pagi kami semua pun tiba di terminal Soroako atau biasa disebut transport. Koper kami turunkan, dan langsung menghirup udara pagi Soroako.

Suasana terminal soroako di pagi hari

Ketika udah menjejakkan kaki pertama kali di Soroako , yang pertama gue lakukan adalah bengong dan bingung harus menghubungi siapa. Ketika melihat sekeliling, ada sebuah pengumuman yang nempel di dinding terminal.

notes dari pak made..

Hyaaah, di dalam kantor ternyata sudah menunggu orang INCO yang ditugaskan untuk menjemput kami semua. Pak Made adalah salah seorang alumni almamater kami yang dengan baik hati membantu proses pengajuan proposal kami di PT INCO. Beliau juga seorang karyawan di INCO. Oleh utusan pak made yang menunggu kami di terminal, kami diantar ke kediaman pak made di daerah yang bernama Salonsa. Salonsa adalah salah satu daerah perumahan karyawan PT Inco.

Di pekarangan rumah pak made, narsis dulu

Perumahan karyawan di Salonsa keren banget temen temen. Maklum sih, Salonsa emang diperuntukkan bagi karyawan INCO berlevel manager ke atas. Rumahnya bertipe rumah panggung bercat putih dengan dinding yang terbuat dari kayu.

Ketika kami sampai dirumah pak made, ternyata pak madenyamasih di kantor. Yang menyambut kami adalah istri pak made dan anak pak made yang paling kecil (namanya Tristan, hehehe). Sempet maen maen dulu sama tristan sebari menunggu pak made pulang ke rumah.

Pak I Made Yatna dan keluarga yang telah menampung kami, terima kasih banyak

Dan akhirnya pak made pun pulang ke rumah. Kami sempet ngobrol ngobrol dulu dengan pak made yang telah baik hati menerima kami di soroako. Pak made pun menyarankan kami agar segera menuju external untuk melaporkan kedatangan kami. Dan dengan diantar pak made kami berangkat ke External Relation Office PT INCO.

Tujuan kami ke kantor external adalah melaporkan kedatangan dan sekaligus menanyakan tentang dimana kami akan tinggal selama kerja praktek. Pada waktu kita datang, ada lumayan banyak anak magang yang uga sedang mengurus perijinan di external alhasil kami dari tim ITS harus membusuk dan nganggur jaya sampe sekitar jam 4 sore.

Akhirnya orang external mengantar kami ke tempat paling gila di Soroako. Tempat mahluk mahluk imbisil dari beberapa PTN terkemuka di pulau Jawa berkumpul. Tempat itu adalah Losmen Nurmala, penginapan khusus anak anak KP di PT INCO.

Sekian dulu guys. Posting selanjutnya akan gue kenalin satu persatu personel penghuni losmen nurmala.

Ciao!!