Mungkinkah kau pun juga begitu
Tahu kau masih malu mungkin
Sungguh ingin ku sapa
Namun ku terdiam tak kulakukan
– Terdiam, Malique And D’essentials
Udah 3 mingguan ini saya gak ketemu supervisor saya di kantor. Tapi jangan salah walaupun gak ada di tempat, bos saya ini setia melakukan remoting akses ke saya. Kata kata
Udah beres ki?
Websitenya udah running ?
Udah kmu deploy ki ?
senantiasa membanjiri inbox hape, inbox email dan tak lupa offline message YM. Padahal niatnya mau berleha leha karena atasan gak ada, kebiasaan buruk tipikal orang indonesia. Dan my boss kembali ke kota pahlawan ini kemaren, dan langsung mengontak saya untuk makan bareng. Sebagai bawahan yang sudah beberapa tahun ini bekerja dibawah kendali dan kekuasaan nya, saya sudah mencium bau bau tugas mendadak ini 😛 . Dan akhirnya kita pun bertemu melepas rindu (Halah!!), dan ngobrol ngobrol. Saya dapet cerita bagus hari itu, another life lesson.
Alkisah supervisor saya itu mendapatkan tugas untuk mengaudit aplikasi ERP di salah satu perusahaan farmasi yang menurut saya terbesar di Indonesia (sebut saja kimia farma, lho? ko disebutin). Aplikasi ERP yang scopenya sangat massive itu budgetnya miliaran dan modul ERP yang digunakan pun ajegile banyaknya. Nah, yang mengerjakan ERP tersebut adalah sebuat tim yang diketuai oleh seorang doktor dan beberapa ekor programmer lulusan top tier university di negara ini.
Nah yang terjadi ketika bos saya meng audit aplikasi ERP tersebut, banyak kesalahan dan blunder yang menurut saya konyol apalagi di skala high end enterprise. Mulai dari pemilihan teknologi yang menimbulkan tanda tanya besar (pake VB, mereka g pernah dengar JEE ya ? 😛 ), tidak adanya standard coding yang jelas, tidak ada rencana integrasi bahkan kesalahan konyol pun terjadi sampe tingkat yang paling dasar, coding. Supervisor saya pun bercerita, di dalam program yang mereka buat tidak ada class atau apapun untuk memanage koneksi database. Beuuhh, didnt they ever really heard Connection Pooling ?. Dan yang lebih heboh, query SQl pun di hard code ke dalem class bersamaan dengan bejibun business rules didalemnya. Wah, padahal udah dibayar miliaran masih juga gak mau belajar ORM atau paling enggak Stored Procedure atau paling parah Resource Bundle deh heheheh. Saya kok jadi sok tau gini ya.
Dan karena itu juga ketika di jalankan multi user test, maksimal user yang dapat login secara konkuren adalah : 5. Apa Neraka ?
Dan hasil audit pun bisa ditebak :
- koding aplikasi dari awal
- susun lagi project charter
- gantung project manager
Hehehehe, mengerikan memang jadi project manager. Dan akhirnyaa dipilihlah tim baru untuk mengatasi musibah yang terjadi. Tim yang baru ini sangat sensasional karena it doesnt really called team actually. Masalah itu diselesaikan oleh satu orang. Mendengar penjelasan supervisor saya, saya penasaran berasala dari planet mana superman ini.
Orangnya udah berumur sekitar 50 tahunan. Dia mengerjakan semua modul ERP yang baru itu SENDIRIAN, every line of the code. Dia menggunakan bahasa pemrograman SmallTalk, which is so damned difficult (it was exist before Java dude!!). Dia sanggup mengkoding dengan durasi 20 jam sehari selama beberapa minggu. Dia sangat paham terhadap business process, hal ini yang menjadikan beliau Business Analyst, System Analyst dan Developer sekaligus. Dan dia sudah koding sejak mahasiswa, berarti udah sekitar 30 tahunan ngoding. Mendengar cerita seperti itu, saya jadi sadar betapa mengerikannya seseorang jika sudah fokus terhadap sesuatu.
Dan salah satu yang paling menarik dari orang tersebut adalah dia sangat rendah hati. Semua cerita mengeneai beliau didapatkan dari pihak yang pernah bekerja dengan beliau. Tidak sekalipun keluar dari mulut pelakunya. Dan ketika akan mentake over project dari PM sebelumnya, beliau masih dengan sopannya nyuwun sewu atau permisi kepada project manager terdahulu.
Jadi mikir, dengan kemampuan yang segitu gilanya pastilah butuh suatu skill tersendiri untuk bersikap rendah hati. Berkaca pada diri saya sendiri, ketika pertama kalinya dapet uang dari hasil mengetik baris baris kode dan dengan sukses membeli hape kamera sendiri udah gatel pengen pamer at least ke ortu. Pengen bilang ke semua orang, hey this is me and this is what i can do. Sementara bapak itu, dengan salary 500rb per JAM dia bahkan tidak berkata pada siapapun bahwa dia punya rumah dengan pelataran kebun yang bisa segedhe dua kali lapangan bola. Enggak mudah buat rendah diri, ego selalu memaksa saya untuk show off atas pencapaian yang sudah saya lakukan. Padahal apalah artinya pencapaian tersebut, cuman sekedar hal kecil yang berasal dari kemurahan hati yang Diatas. Still, memang butuh skill tersendiri untuk jadi rendah hati.
Saya juga teringat sebuah cerita. Seorang programmer java yang menurut saya merupakan salah satu yang terbaik di negara ini masih mau dan tidak minder buat ngangkat galon sendiri di kantornya. Padahal kadang saya mengeluh di dalem hati kalau mendapatkan task yang sepele misal bikin tutorial cara ganti port di apache, udah cupu dikasih kerjaan ngeluh (ujan , becyek gak ada ojyek). Hmm, masih banyak yang perlu saya perbaiki dalam diri saya. Dan jadi rendah diri emang butuh latihan tersendiri
Semoga ini jadi renungan buat diri saya. Sekian lamunan saya temen temen. So,, mari kita berlatih untuk rendah hati dan tidak sombong.
Semangat Temen temen.
: )
buset ….
yah gitulah kalau bikin aplikasinya asal jalan ,,,, *halah padahal biasane nok koding yo podo asal mlakune ae lho …*
btw salut banget buat bapak PM yang baru itu … emang bener orang pandai semakin berisi semakin rendah hati ….
akhirnyaa….
sadar jugak
wakakakaka
:kabur:
@noval78
awakmu lakan..
aq kan enggak
: P
astaghfirullah..
sombong lagi..
T_T
@amanda
ANAK KECIL!!!
BELAJAR SANA!!!